image1 image2 image3

HELLO I'M YUDIANTO|WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|I LOVE TO DO CREATIVE THINGS|I'M MUSLIM

Perjalanan dan Kesan Pertama untuk Korea


Mei 2014. Berarti sampai saat saya tiba di tempat ini, saya sudah pernah naik pesawat enam kali. Selama ini, yang saya tau dari korea adalah karena terkenalnya drama-drama korea dan Korean Pop nya yang sering ada di media sosial. Jujur, sebelum saya tiba di tempat ini saya tidak observasi dulu dengan apa yang nantinya saya akan jumpai di Korea ini.

Beruntung sekali, mendapatkan kesempatan untuk bisa membawa nama Indonesia untuk berkompetisi pada 2014 International Student Green Car Competition di Gionggi-Do, South Korea. Dalam rangka inilah saya bisa ke Korea ini. Saat itu yang saya pikirkan hanyalah bagaimana mempersiapkan kompetisi hingga bagaimana membawa juara kembali ke Indonesia.

Lima puluh menit perjalanan dari Bandara Adisutjipto Yogyakarta hingga ke Bandara Internasional Soekarno Hatta di Jakarta untuk transit. Kenyataannya tidak ada waktu tunggu untuk transit. Waktu itu justru kita lah yang ditunggu oleh pesawat. Penerbangan selanjutnya akan take off setelah kita naik ke pesawat. Lari-larian hingga berebut naik bus bandara untuk menuju pesawat. 

Saya rasa ini bisa jadi saran bagi teman-teman semua, betapa pentingnya memilih waktu perjalanan yang tepat. 
Perhitungkan waktu keberangkatan, perjalanan dan lainnya agar estimasi waktu dapat berjalan sesuai rencana serta pastikan dapat mengcover segala ketidakpastian yang bisa terjadi. 
Pesawat delai misalnya, hal yang semcam inilah yang di luar perencanaan kita yang akan menyebabkan kendala nantinya di tengah perjalanan. Pastikan waktu take off pesawat yang kita pilih tidak terlalu mepet dengan keberangkatan selanjutnya. Saya pikir menunggu sua jam di bandara akan jauh lebih baik daripada harus tergesa-gesa karena sudah ditunggu pesawat selanjutnya. tergesa-gesa akan mengakibatkan banyak hal menjadi kurang siap.

Setelah itu, perjalanan delapan jam dari Bandara Soekarno Hatta jam 23.15 ke Incheon Airport, di Korea. Inilah waktu di atas awan paling lama yang saya alami. Pesawat Garuda Indonesia memberikan fasilitas yang sangat nyaman untuk melayani penumpang yang berada lama di pesawat. Percayalah, seberapa nyamannya kendaraan jika waktunya terlalu lama akan terasa tidak nyaman juga. Tapi inilah pengalaman perjalanan yang sangat menyenangkan yang saya alami.

Tiba di Incheon jam 9 pagi. Hanya ada perbedaan 2 jam dari Indonesia dan Korea. Musim panas, tapi udara di luar 17 derajat. Sama saja dengan dinginnya di Indonesia. Pertama yang menjadi kesan adalah kita semacam buta huruf. Tidak ada tulisan selain bahasa Inggris yang bisa kita baca dan tau artinya. Sapaan-sapaan yang asing pun sering sekali kita dengarkan setiap kali masuk-atau keluar ruangan. 

Foto di atas diambil dari lantai 8 Hawaii Motel, salah satu motel yang ada di Korea. Namanya Motel namun fasilitasnya memang idak kalah dengan hotel di Indonesia. Sama sekali tidak ada sampah plastik. Bersih, rapi dan tertata dengan sempurna. Ada lahan kosong namun sama sekali tidak ada sampah di sana. Kenanyakan memang masyarakat Korea tinggal di apartemen. Hanya untuk bangunan yang bersifat usaha yang diberi ijin untuk berdiri sendiri di tanah kosong. Kabarnya memang jika untuk didirikan rumah pribadi, pajaknya kaan sangat mahal. Hampir semua merk mobil berasal dari produk lokal, Hyundai, KIA dan produk lokal lainnya. Hanya ada satu atau dua yang berasal dari merk lain. 



Tata ruang yang sangat baik, kebersihan yang di jaga, dan udara yang segar memberikan kelebihan pada kota ini. Namun sayangnya, kebanyakan orang korea tidak beragama. Minum minuman keras menjadi hal biasa di sana. Bahkan harga Soju (semacam minuman beralkohol) lebih murah dari pada air putih mineral. Saya sebut tempat prostitusi, banyak ditemukan dan saya pikir itu legal. Saya menenukan beberapa brosur yang memberikan tawaran seorang wanita dan sekaligus nomor teleponnya. Sebenarnya saya tidak bisa membaca tulisan di selebarannya, tapi kok langsung punya pikiran yang enggak-enggak ya.


Mengejutkannya lagi, lantai 6 tempat motel kita menginap pun ternyata ada semacam diskotik. Banyak pasangan yang lalu-lalang keluar motel, berbarenagan di lift dan keluar bersama. Yah, ada positif pasti ada juga negatifnya. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. 

Share this:

CONVERSATION

0 comments:

Posting Komentar