image1 image2 image3

HELLO I'M YUDIANTO|WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|I LOVE TO DO CREATIVE THINGS|I'M MUSLIM

Pengalaman Mendaftar di 5 Universitas Terbaik Dunia: Prioritas ke 3 Menjadi yang Terpilih



Sumber: koleksi pribadi

Memperoleh beasiswa dan mendapatkan skor IELTS yang cukup bukan berarti perjuangan telah selesai. Akan ada banyak perjuangan selanjutnya yang menantimu di depan. Pernyataan diterima di kampus tujuan adalah salah satu langkah yang harus kamu lakukan setelah ini. Saya sangat bersyukur telah mendapatkan beasiswa LPDP di awal tahun 2016. Waktu itu, saya pikir semua rencana akan mudah ketika telah mendapatkan beasiswa penuh ini. Ternyata tidak! Inilah perjuangan saya untuk mendapatkan LoA (Letter of Acceptance, surat tanda diterima di Universitas) dari pilihan rangking 300 besar universitas terbaik dunia yang menawarkan jurusan otomotif pada jenjang magister, yang menuntut saya untuk membuat rencana A, B, C, D dan E.


University of Leeds, Jurusan Automotive Engineering – Inggris
Rencana awal yang menjadi rencana E

Sumber: wikipedia.org

Siapa yang tidak mau kuliah di Inggris! Liga Inggris, James Bond, Harry Potter, Oxford, Cambridge, yang tidak diragukan lagi kualitas pendidikannya, culturenya, teknologinya. Ini adalah universitas tujuan awal saya. Universitas ini jugalah yang menjadi tujuan awal saya pada saat mendaftar beasiswa LPDP yang menempati peringkat 118 dari universitas seluruh dunia dalam bidang Engineering dan Technology versi QS World University Ranking 2017.

Tujuan utama saya adalah menjadi seorang ahli di bidang otomotif, menjadi research engineer dan praktisi di bidang otomotif. Untuk itu, pemilihan universitas dengan mata kuliah yang benar-benar cocok dengan tujuan harus menjadi salah satu pertimbangan yang utama. Wawasan saya jauh lebih terbuka setelah observasi dan sharing lebih lanjut untuk menggali informasi pada jurusan saya ini. Setelah dibandingkan dengan universitas lain dengan jurusan yang sama, mata kuliah yang ditawarkan di University of Leeds untuk jurusan saya masih terlalu umum dan kurang spesifik. Terlebih lagi, di akhir studi universitas ini tidak menawarkan thesis, namun professional project. Ini menjadi bahan pertimbangan saya selanjutnya terkait dengan tujuan jangka panjang untuk melanjutkan studi Doktoral. Tidak adanya thesis akan berakibat pada lemahnya dasar kemampuan penelitian yang dimiliki. Terlebih lagi hal ini akan berimbas pada lemahnya daya saing untuk kompetisi perebutan kursi untuk menjadi peneliti pada jenjang doktoral, mendapatkan supervisor atau Professor pembimbing dalam penelitian terutama jika ingin melanjutkan studi di negara yang berbeda.

Sebagai informasi, semua universitas di Inggris hanya memerlukan waktu satu tahun untuk menyelesaikan studi master. Awalnya saya pikir dengan waktu studi yang cukup singkat artinya akan lulus cepat, segera mendapatkan gelar untuk S2, dapat segera melanjutkan studi S3, dapat segera bekerja atau bahkan segera menikah. Di satu sisi, hal tersebut memang benar. Namun, semakin banyak relasi, dan semakin banyak berdiskusi dengan rekan-rekan akhirnya pikiran saya berubah. Saya pikir satu tahun untuk belajar di bidang teknik terlalu singkat. Ini adalah kesempatan untuk saya dalam mengembangkan sayap selebar-lebarnya, menjadlin relasi seluas-luasnya, prestasi setinggi-tingginya dan kesempatan dalam mendapatkan pengalaman yang sebaik-baiknya. Untuk itu, saya pikir dengan studi master yang lebih lama dengan beasiswa, saya akan mendapatkan hal yang lebih. Sehingga, atas dasar alasan tersebut yang awalnya menjadi pilihan pertama, kemudian saya menempatkan University of Leeds ini pada prioritas terakhir. Saya berdoa semoga di lain kesempatan dapat berkunjung ke Inggris dalam agenda yang lain.

Tanggal 6 Januari 2017 submit pendaftaran dan pada tanggal 30 Januari 2017 saya mendapatkan notifikasi bahwa saya diterima diterima tanpa syarat di University of Leeds. Sangat bersyukur dan lega untuk pertama kalinya saya mendapatkan LoA dari kampus luar negeri. Proses pendaftaran saya pikir tidak terlalu rumit. Terlebih lagi jika menggunakan jasa agen. Persyaratannya hanyalah mengirim beberapa dokumen yaitu Ijazah, transkrip nilai, surat rekomendasi, motivation letter, dan sertifikat IELTS. Jika poin kamu berada di atas nilai minumal yang disyaratkan, optimislah untuk segera mendapatkan LoA.


RMIT University, Jurusan Master of Engineering (International Automotive Engineering) – Australia

Rencana D yang patut dipertimbangkan

Sumber: rmit.edu

Yang memutuskan saya untuk mendaftar di RMIT adalah bahwa saya memenuhi syarat untuk menjadi mahasiswa di sana dan program master yang ditawarkan adalah selama dua tahun dengan thesis. Secara mata kuliah, untuk jurusan Automotive tidak terlalu signifikan perbedaannya. Ranking universitas untuk subject Engineering dan Technologi menempati urutan 92 terbaik dunia (QS by Engineering and Technology Subject 2017). Sejak awal saya merencanakan untuk mendapatkan LoA di RMIT sebagai cadangan.

Pandangan keinginan pribadi saya adalah, saya ingin studi di Eropa, bukan di Australia. Pandangan saya yang sangat subjektif, bahwa bukan merupakan keputusan yang paling tepat ketika ingin belajar otomotif di Australia. RMIT menerapkan pilihan program study abroad dan bekerjasana dengan universitas di Jerman untuk jurusan otomotif. Jika memiliki kesempatan untuk studi di kampus yang lebih baik, mengapa tidak di coba yang lain? Ini adalah pandangan pribadi saya sampai sekarang, yang kemudian menempatkan universitas ini pada urutan prioritas keempat.

Sebagai informasi, proses pendaftarannya jauh lebih ringkas dan cepat. Saya submit dokumen pada akhir Maret 2017 dan mendapatkan Letter of Offer pada tanggal 13 April 2017 Jika IPK mu memenuhi syarat dan telah mendapatkan IELTS yang memenuhi persyaratan minimal, besar kemungkinan dapat diterima. Meskipun ini tidak menjamin, namun saya bisa bilang pendaftaran di kampus ini relatif lebih mudah untuk mendapatkan LoA. Hampir sama dengan universitas sebelumnya, submit semua dokumen yang disyaratkan dan tunggulah.

Semoga di lain kesempatan bisa berkunjung ke Australia untuk keperluan bermanfaat lainnya.

Eindhoven University of Technology, Jurusan Automotive Technology – Belanda
Plan A yang di luar ekspektasi

Sumber:fusenet.eu

Studi di universitas peringkat 88 terbaik di dunia (QS by Engineering and Technology Subject 2017) menjadi pilihan saya selanjutnya, bahkan saya tempatkan pada prioritas pertama. Belajar di kampus yang berbasis research selama dua tahun di bidang Automotive Technology akan sangat bermanfaat terutama saat kembali ke Indonesia dan berkarir menjadi praktisi di bidang otomotif. Mata kuliah yang ditawarkan pun sangat relevan dengan tujuan dan pengalaman saya selama jenjang sarjana. Jurusan Automotive Technology dengan konsentrasi sustainable mobility ini mempelajari tentang desain dan perencanaan untuk mobil listrik, mobil hybrid dan future fuel. Ini sangat sesuai dengan pengalaman saya selama empat tahun di jenjang sarjana yang telah menekuni dan menjalankan lima project pembuatan mobil listrik, mobil hybrid dan mobil berbahan bakar gasoline. Awalnya saya sangat yakin dengan jurusan ini. Segala proses pendaftaran dan pengumpulan persyaratan dengan sangat semangat saya urus. Sampai akhirnya semua dokumen ter submit tanggal 25 Desember 2017. Sesuai dengan yang disyaratkan dan tidak ada nilai atau sesuatu hal yang saya pikir tidak masuk dalam kualifikasinya. Saya sangat optimis untuk diterima di Universitas ini. Dengan semangat, penjelasan silabus (salah satu syarat dokumen) sebanyak 20 lembar pun saya translate dan proofread dengan cepat dan semangat.

Tanggal 17 Februari 2017 pukul 2 dini hari saya terbangun karena notifikasi di handphone berbunyi khas email masuk. Sudah beberapa hari memang saya mengharapkan segera ada hasil pengumuman penerimaan dari Eindhoven ini karena dijadwalkan akan diumumkan pada pertengahan Mei. Sangat antusias ketika pengirim email adalah International Office dari Eindhoven. Tapi Allah memberikan petunjuk bahwa Universitas ini bukan universitas yang terbaik untuk saya. Aplikasi saya ditolak mentah-mentah bahkan tanpa penjelasan alasan penolakannya. Rasanya benar-benar pengen garuk-garuk tanah. Beberapa hari setelah itu saya coba menenangkan diri dan membalas email untuk menanyakan alasan penolakan.

Dua bulan kemudian email baru dibalas. Penolakan ini dikarenakan mereka menilai dasar penelitian dan kemampuan elektronika yang saya pelajari selama S1 tidak akan mampu untuk mengikuti perkuliahan di Eindhoven. Setelah saya pikir-pikir memang benar. Karena basic S1 saya adalah Pendidikan Teknik Otomotif yang bukan merupakan teknik murni. “Belanda memang bukan tempat saya studi Master, namun Belanda akan menjadi salah satu sejarah indah dalam perjalanan hidup saya kelak, dalam urusan yang lain” Ini doa saya.

RWTH Aachen University, Jurusan Automotive Engineering  – Jerman
Berbulan-bulan berdoa dan berharap untuk Plan B, tapi...

Sumber: acalnet.com

Pada bulan Januari, Februari, dan Maret 2017 saya memang mendaftar di beberapa universitas secara paralel sebagai rencana-rencana cadangan. Penolakan untuk rencana A (Eindhoven-Belanda) menjadikan saya lebih berpikiran positif bahwa akan diterima di universitas rencana B saya yaitu RWTH Aachen University di Jerman.

Sumber: www.ecurie-aix.rwth-aachen.de

Jika kamu menganggap mobil itu biasa biasa saja, maka saya yakin kamu adalah satu orang dari 1.000.000 orang lain yang akan mengungkapkan kata pujian positifnya untuk mobil ini. Ini adalah mobil buatan siswa RWTH untuk bekompetisi di kejuaraan FSAE tingkat dunia. Ketika kamu masih berstatus mahasiswa dan mampu membuat mobil semacam itu, dengan segala ilmu dan fasilitas yang disediakan, bayangkan ilmu yang akan didapat dan yang bisa kamu buat nanti saat kamu lulus.

Saya pikir dari pilihan puluhan negara maju di dunia, orang-orang akan sepakat untuk pergi ke Jerman jika ingin belajar pada bidang Teknik. Secara ranking, RWTH Aachen adalah universitas terbaik (Peringkat 33 QS by Engineering and Technology Subject 2017) di seluruh dunia yang menawarkan jurusan Automotive Engineering dengan bahasa pengantar bahasa Inggris dan memenuhi persyaratan bagi saya untuk mendaftar. Sehingga tidak diragukan lagi tingkat kompetisi dan ketatnya seleksi. Berbeda dengan negara Inggris dan Australia pada umumnya. Untuk mendaftar Universitas di Jerman untuk jurusan saya, mereka mensyaratkan beberapa dokumen yang lebih spesifik sebagai penilaiannya, seperti detail silabus resmi dan pengisian form mata kuliah selama S1, bahkan untuk beberapa jurusan lain, mereka mensyaratkan sertifikat bahasa Jerman dengan tingkat tertentu untuk mendaftar. Terlebih lagi, semua dokumen apliaksi ditampung sampai batas waktu yang ditentukan, baru setelah itu diumumkan siapa siapa saja yang lolos seleksi dan diterima. Tentu dengan seperti ini tingkat kompetisi akan jauh lebih selektif.

Sempat beberapa kali berdiskusi dengan rekan yang telah studi di sana dengan jurusan yang sama. Beliau bilang,”Dicoba saja mas, tapi jangan berharap banyak. Jangan banyak berharap diterima, jangan berharap banyak juga akan lulus tepat waktu.” Bahkan untuk orang-orang asli Jerman, sangat sedikit sekali yang bisa lulus tepat 1.5 tahun (periode studi S2 normal) untuk jurusan ini. Sisi pesimis seketika muncul setelah mendengar kabar tersebut. Namun, tidak ada yang tidak mungkin ketika kita menempatkan Allah pada urutan pertama dan utama, saya tetap mencoba dengan segala semangat optimis.

Tanggal 11 Mei 2017 pengumuman keluar. Email dari International Office masuk di sore hari waktu Indonesia. Sambil tangan gementar dengan sabar menunggu koneksi data untuk menampilkan email. Hasilnya seketika membuat badan lemas. 7 dari 12 mata kuliah persyaratan dinilai tidak mampu untuk mengikuti perkuliahan di Jerman. Bahkan terdapat mata kuliah Automotive Engineering I, Automotive Engineering II, Mechatronic System in Automotive Engineering yang dinilai masih kurang kuat untuk melanjutkan studi di Jerman. “Lalu apa gunanya aku kuliah Otomotif selama 4 tahun di S1?” pikirku.

Awalnya, sangat tidak nyaman rasanya ketika sesuatu yang sudah menjadi doa dan perjuangan selama beberapa bulan mendapatkan hasil yang di luar ekspektasi. Namun, selang beberapa hari kemudian setelah berdiskusi dengan rekan-rekan, sisi optimis yang lain mulai muncul. Bisa jadi, jika saya diterima di Jerman, saya tidak akan lulus tepat waktu, bisa jadi kalau saya kuliah di Jerman, pikiran saya tidak mampu mengikuti kuliahnya. Mungkin Allah merencanakan bahwa anakku kelak yang akan studi di sana.

Ini bukan lagi masalah IPK yang rendah, atau nilai IELTS yang kurang. Yang menjadi permasalahan adalah ketidaksesuaian mata kuliah yang saya pelajari selama S1 dengan persyaratan tujuan universitas. Ini karena saya studi S1 di bidang Pendidikan Teknik Otomotif, bukan Otomotif murni. Saya mulai berjanji pada diri saya sendiri untuk melakukan yang terbaik dimanapun nantinya saya diterima. Semoga kelak Allah memberikan kesempatan untuk melanjutkan S3 di Jerman, menjadi orang Indonesia yang berkualitas Jerman.

Politecnico di Torino, Jurusan Automotive Engineering  – Italy
Rencana C - Semoga Allah ridho, dan menjadi yang terbaik dari yang terbaik

Sumber: http://www.polito.it/

Lamborghini, Ferarri, Ducati, Fiat, Valentno Rossi, nama-nama yang tidak asing untuk bidang otomotif yang berasal dari Italy. Universitas yang berada pada peringkat 52 terbaik dunia (QS by Engineering and Technology Subject 2017) ini menjadi prioritas ketiga saya. Ini adalah kampus teknik tertua di Italy yang telah berumur lebih dari 150 tahun. Jurusannya pun hanya terfokus pada bidang engineering dan architecture.

Salah satu yang menjadi daya tarik adalah mata kuliah yang ditawarkan. Secara lebih spesifik, saya berencana untuk menekuni bidang desain otomotif. Ini sangat cocok dengan mata kuliah yang diajarkan di universitas ini dengan spesialisasi vehicle system development yang mempelajari desain secara mechanical dan secara estetika pada kendaraan. Sangat cocok dengan background kemampuan saya yang telah menekuni bidang desain otomotif selama kuliah S1. Universitas ini menawarkan thesis di akhir studi nya. Selain itu, universitas ini telah bekerjasama dengan Fiat sebagai perusahaan mitra untuk jurusan Otomotif.


Sistem seleksi untuk universitas ini hampir sama dengan negara Jerman. Berkas yang tersubmit ditampung hingga batas waktu yang ditentukan kemudian diseleksi dan diumumkan. Sehingga ini sangat membutuhkan waktu hingga keluar hasil seleksinya. Saya submit pada awal bulan Februari dan baru mendapatkan hasil seleksi pada 31 Mei 2017. Harap-harap cemas rasanya ketika sudah merasakan dua penolakan pada dua universitas idaman sebelumnya (Eindhoven dan RWTH Aachen). Hal ini terkait dengan waktu yang semakin mendekati waktu mulai perkuliahan untuk universitas-universitas yang telah menerima saya. Sehingga ini sangat butuh pertimbangan dan waktu cepat untuk memutuskan universitas mana yang diambil.

Malam hari di bulan Ramadhan 1438 H memang membawa barokah yang berlipat. Selesai dari taraweh dan mengaji jam 9 malam entah kenapa pulang langsung masuk kamar dan melihat HP tanpa mengganti baju. Tidak ada email pemberitahuan apapun, tapi saya langsung dengan sendirinya membuka portal online personal page aplikasi untuk universitas ini. Akhirnya ini menjadi jawaban atas segala ketidaktenangan selama ini. ".... you are accepted at Politecnico di Torino" tidak ada kata lain yang pertama diucapkan selain syukur alhamdulillah.

Setelah mendaftar di lima universitas, dua diantaranya mendapatkan penolakan dan saya telah memiliki 3 LoA yang harus segera diputuskan mau memilih yang mana, antara Leeds, RMIT atau Torino ini.

Akhirnya saya memutuskan untuk mengambil sesuai skala prioritas saya. Plan A untuk studi di Eindhoven, Belanda ditolak. Plan B untuk studi di Aachen, Jerman ditolak. Inilah Plan C saya yang akhirnya saya ambil, studi master di Politecnico di Torino dengan durasi program 2 tahun di Italy. 


Lalu Apa Esensinya?

Tujuan itu sangat penting. Dimanapun pilihan kamu untuk belajar, pastikan mata kuliah yang diajarkan, lingkungan, dan output yang dihasilkan sesuai dengan rencana, tujuan akhir dan rencana karir kamu.

Hati manusia sangat mudah berubah-ubah, maka sifat fleksibel sangat diperlukan. Semakin luas pengetahuan dan semakin banyak relasi akan lebih membuka wawasan kamu terhadap sesuatu. Bisa jadi ketika kamu telah memandang baik terhadap satu hal, pandangan kamu akan berubah setelah mengetahui hal lebih rinci dan mendapat banyak masukan dari orang lain. Sehingga buatlah rencana utama dan rencana pendukung. Pembuatan skala prioritas sangat penting sebelum kemudian memutuskan pilihan yang diputuskan dengan mempertimbangkan aspek positif dan aspek negatifnya.

Proses memang memakan waktu, jadi rencanakan matang-matang, buatlah timeline, dan tentukan targetmu sendiri. Dengan begitu, semua akan terorganisir dengan baik dan pelaksanaannya akan jauh lebih terstruktur.

Di sisi lain, peribahasa Jawa “Wang sinawang” adalah ungkapan yang paling tepat untuk tema ini. Si A akan memandang ke si B bahwa hidup si B, pilihan mereka, dan apa yang mereka lakukan dirasa jauh lebih baik dari si A. Begitu pula si B merasa hal yang sama dengan apa yang si A rasakan. Jadi, menjadi orang yang pandai bersyukur adalah kunci utamanya.

--------------------------------------------------------------------------------------------------

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk sharing dengan teman-teman semua. Harapan utama adalah membawa kemanfaatan untuk semua pihak. Jika ada yang ingin didiskusikan atau ditanyakan silakan meninggalkan pesan di komentar.

“Challenge the best and go ahead!”


Aan Yudianto
Master Candidate of Automotive Engineering at Politecnico di Torino - Italy

(Saat artikel ini di buat, saya masih mengurus visa dan dokumen lain untuk keberangkatan)

Share this:

CONVERSATION

12 comments:

  1. woww amajing yu a pak le @firstcomment haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih om Abdul,
      Kamu juga lebih dari amajing. The very first reply for the first comment. Makasih sudah mampir.

      Hapus
  2. Masyaa Allah
    Semoga itu menjadi tempat terbaikmu saat s2 nanti
    Suka banget sama quotes kudu bersyukurnya


    Nb. Penulis masih available. Jomblo berprestasi dg segala pesonanya. Tanya-tanya boleh :)

    Sama juga yg ngomen pertamax
    Available, jago masak tanpa micin
    Japri langsung monggoh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini mas Akbar ya?
      Aamiin. The same wish goes with you mas Akbar.

      Ini berani ngiklan in orang, beranni tanggung jawab emangnya? Haha

      Hapus
  3. Saya sangat termotivasi bacanya, sebelumnya saya udah baca cara dapat nilai IELTS dr blog ini, saya minta tolong kirim link dan pdf materi IELTS ke email nurfaiza0101@gmail.com , terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hello Fai,

      Terimakasih telah berkunjung,
      Link untuk download file nya sudah aku kirim ya. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  4. Assalamualaikum mas Aan, saya mau juga ya linknya. Salam kenal, terima kasih banyak :)

    math27ans@gmail.com

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Assalamualaikum mas Aan, perkenalkan nama saya Agus Baharudin, saya juga lulusan dari pendidikan teknik otomotif dan berencana mau lanjut kuliah ke luar negeri juga. Bolehkah saya minta kontak nya mas Aan untuk konsultasi sekaligus sharing tentang pengalaman milih kampus dg tujuan program teknik otomotif nya. Terima kasih sebelumnya

    BalasHapus